Monday, August 22, 2011

22

Growing up is not an absence of dreaming
It’s being able to understand the difference between
The ones you can hold and the ones that you've been sold (Goodbye Alice in Wonderland – Jewel)

Beberapa jam yang lalu, saya resmi mengakhiri angka 21 dan beranjak ke angka 22. Yup hari ini, pada saat fajar menyingsing 22 tahun yang lalu saya membuka mata dan melihat dunia untuk pertama kalinya. Namun walau lahir di saat fajar nama saya bukan fajarwati. Well setidaknya hal itu tidak sempat terjadi.
Hari ini, seperti biasa, saya hampir lupa jika saya berulang tahun. Jika tidak ada SMS dari Lina mungkin saya akan menjalani hari ini seperti hari-hari sebelumnya. Leyeh-leyeh dan sesekali mengerjakan skripsi. Ohemjih…manusia macam apa ini!?

Tahun ini perayaan ulang tahun saya terasa sedikit spesial. Bukan, bukan karena tiba-tiba saat saya bangun badan sudah setinggi Choi Sooyoung. Tapi karena saya menginjak usia 22 tepat di tanggal 22. Sungguh menarik, kan? Eh tidak menarik? Oh ayolah buat saya sedikit senang di hari ini #maksa. Pokoknya memiliki usia yang sama dengan tanggal ulangtahun itu terasa istimewa mamen!

Jadi seperti apa usia 21? Hmmmm so-so lah ya. Walaupun usia saya kemarin itu seperti penguasa jaringan bioskop tapi ironisnya tahun kemarin saya malah jarang banget nonton bioskop. Aduh berapa kali ya saya ke bioskop? Sepertinya tidak lebih dari 4-5 kali. Itupun karena bareng-bareng teman. Satu-satunya film yang membuat saya merasa HARUS menontonnya adalah film Wu Xia karena ada Takeshi Kaneshiro.

Ehm sepertinya ini sudah OOT deh.

21 bagi saya adalah walk in the park. Ibarat makanan, dia adalah gado-gado yang dicampur lotek. Ibarat biskuit, dia adalah biskuit Kong Ghuan atau Lagenda. Bingung? Ya, saya juga. Intinya 21 adalah usia di mana banyak kejadian, baik itu pahit maupun manis, menimpa saya. Klise banget yah?

Di usia ini saya melakukan kesalahan yang fatal. Lebih dari satu kesalahan fatal. Tak perlu lah saya jelaskan apa masalahnya tapi dapat dibilang itu cukup mengganggu hubungan saya dan keluarga. Tidak tahu ya? Maaf, saya lebih suka menyimpan masalah sendiri…. 

Di usia ini saya merasakan yang namanya dikejar wedhus gembel. Mungkin tanpa pertolongan Yang Maha Kuasa saya sudah tewas dan berada di alam sana. Syukurnya saya masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia.

Di usia ini jujur banyak cobaan dan masalah yang menimpa diri ini. Beberapa ringan. Beberapa lagi berat. Beberapa lagi sangat berat. Namun bukankah setiap masala yang menimpa membat kita seseorang menjadi lebih matang dalam kehidupannya? (heran ga sih saya menulis kalimat seperti ini).

Di usia ini saya harus melepas beberapa teman. Bukan apa-apa tapi mereka sudah lulus. Sedih sih pasti karena kebayang tidak bakal bertemu dengan mereka setiap hari layaknya sebelumnya. Tak hanya sedih, tapi sedikit terpecut juga untuk menyelesaikan folder yang berjudul si S. Sedikit….

Tapi selain yang sedih-sedih, 21 juga banyak memberikan kegembiraan.

Saya gembira karena bisa beli hard disk eksternal. Karena dengan begitu koleksi film dan dorama saya bisa tersimpan dengan aman di sana. Tsk, sederhana sekali ya kadar kegembiraan saya!? Baik-baik ya kamu dek Young (ini nama HD saya), jangan kena virus apalagi sampai terformat. Unnie bisa nangis 3 hari 3 malam sambil mandi kembang tengah malam kalo itu terjadi T^T

Terus saya senang bisa bertemu dan menjalin hubungan dengan kalian, teman-temanku yang hebat. Yang semangat mendonlot serial drama Asia-nya setinggi semangat mengerjakan skripsinya. Yang tawa dan candanya selalu bisa membuat saya semangat ke kampus. Yang selalu mencerahkan suasana hati saat sedang galau. Yang selalu membangkitkan semangat saya saat sedang bersedih. Emang pernah bersedih? Pernah lah. Lo kate gue cuman haha hehe doang!?

Apa lagi ya? Emm…oh ya! Saya diterima judul skripsinya. Hurrah! *lemparin petasan ke Yoona*. Walaupun dalam perjalanannya agak sedikit, ehm, tersendat namun itu cukup membuat saya senang. Cukuplah saya bilang kemaren saya sampai sujud syukur saat melihat pengumumannya.

One more dream, wanting to know the continuation of the far away dream (One More Dream – SPEED)

22. Menurut Ardi Wilda di komennya setahun yang lalu, ini adalah usia di mana seseorang menentukan masa depannya. Mau jadi apa kamu? Akan ke mana kau akan melangkah? Ya, intinya di usia ini kita mau tak mau harus menentukan ke mana langkahnya, Dengan kata lain: menjadi dewasa.

Uh, menjadi dewasa. Saya tak mau jadi dewasa.  Apakah ini sudah saatnya? Mau tak mau ya….

Impian saya untuk usia ini apa ya? Hmmm….let’s see.

Lulus itu sudah pasti. Di usia ini bukan hal yang aneh jika kita ditanya “sudah lulus?” atau “skripsi sudah sampai mana?”. Justru tidak wajar saat kita ditanyai “apakah kamu pernah makan Indomie di Slovenia?” karena 1) saya belum pernah ke Slovenia dan 2) karena itu saya tidak tahu apakah di Slovenia ada Indomie atau tidak. Jangan-jangan Slovenia itu seperti Italia yang tidak menjual Indomie. Dan untuk itu saya harus pergi ke Belanda untuk membelinya. Jauh cyin…

Makanya agar cepat lulus saya mesti ngebut untuk mengerjakan skripsi. Ibarat mobil, saya mesti menjadi Ferrari 458 Italia yang diberi bi-turbo dan bodinya diganti semua dengan serat karbon, atau Porsche Carrera GT yang diberi 6 tabung NOS sekaligus. Mas Dosen Pembimbing, semoga Anda tidak bosan jika sering bertemu saya di hari-hari ke depan.

Apa lagi?

Mencari jodoh seperti Maher Zein atau Aediz sepertinya patut dipertimbangkan. Kerja nampaknya menjadi pikiran yang logis. Kalau bisa sih yang sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Intinya kerjaan yang bisa membuat saya keliling dunia. Wartawan perang mungkin? Atau crew Top Gear? Bisa jadi #mimpiketinggian #ditamparkanankiri.

Tentunya obsesi harapan menambah tinggi badan hingga menjadi seperti Sooyoung belum terhapus dari pikiran. Umur segini ditanyain kapan lulus itu wajar. Ditanyain sudah ada jodoh juga mungkin, emm, wajar. Tapi jika umur segini masih dikira anak kelas dua SMP  itu agak kelewatan juga ya. Ngomong-ngomong terakhir saya ngukur, tinggi badan masih di sekitar 147 cm lho (ini ralat dari postingan sebelumnya). Ini…ini….apa maksudnya iniiii? Apakah perkembangan badan saya sudah mencapai titik nadir!? Katakan ini bohong, Gabriela!

Harapan menambah koleksi dorama tentunya tidak bisa dielakkan. Walaupun dorama season ini sepertinya tidak ada yang hits tapi ternyata banyak dorama season lalu yang bagus. Maka dari itu membeli Sooyoungie part 2 nampaknya perlu menjadi pertimbangan jugak. Ayo ayo siapa yang mau ngopy? #mentalbandarpelem.

Jodoh? Nanti saya pikirkan setelah bertemu Maher Zein atau saat Aediz sudah dewasa.

Ehh terus apa lagi ya? Mmmm…..

Uh saya buruk dalam perencanaan masa depan. Tapi yang pasti keinginan untuk membahagiakan semua orang di sekeliling masih menjadi prioritas utama. Saya senang jika melihat orang lain senang. Selain itu, I need to challenge myself. More and more…

Akhir kata, 21 adalah usia yang luar biasa. 22 masih misteri untuk saya, namun saya yakin usia ini menjadi usia yang tidak kalah bahkan lebih luar biasa dari sebelumnya. So, hello 22! Be good to me, yo!

dashi mannan uri-ui! (Into The New World – SNSD)

(P.S: saya menerima hadiah dalam berbagai macam bentuk. Mulai dari Samsung Galaxy Tab, Galaxy S II, Sony Ericsson Xperia Arc, tipi LED full HD, Sony PSP, Nintendo 3DS, Blue-ray player, dock iPod + compo Philips, lensa Leica DG Elmarit, Sepeda Pinarello Treviso, CD album SPEED, tiket konser SNSD, sampai dikerjakan skripsinya #ngarep)

No comments:

Post a Comment