Milo Fuze dan kemasan stickpacknya
Saya maniak Milo. Mungkin Anda sudah tahu hal itu. Layaknya Jinchoge Haname, saya takkan bisa menjalani hari tanpa diawali mengonsumsi Milo (dan Nescafé, tentunya). Mungkin Anda juga sudah tahu akan hal itu. Saya minum Milo sejak umur 3 tahun dan menjadikannya alasan utama mengapa saya tidak setinggi Sooyoung. Ini juga sudah anda ketahui. Saya mengonsumsi segala jenis bentukan Milo di pasaran. Anda juga sudah tahu ini.
Jadi bayangkan betapa bahagianya saya saat mendapat pasokan Milo Fuze dari dik Ijah yang lucu. Dan jika anda bertanya apa itu Milo Fuze, lemme tell ya (pake nadanya T.O.P). Milo Fuze adalah sebuah varian Milo yang dijual di negeri Siti Nurhaliza, Malaysia. Tapi itu tidak penting. Yang patut digarisbawahi adalah, Milo Fuze adalah varian Milo paling ciamik yang pernah saya rasakan selama (hampir) 22 tahun hidup di dunia ini. Duh, jadi ketahuan umurnya kan, bodo deh.
Saya berkenalan dengannya lima tahun yang lalu. Alkisah teman saya, namanya Sinta, yang dari Riau pernah membawanya ke asrama. Iseng, saya minta. Dikasih. Diseduh Diminum. ADUHAI! Andai ini cerita di komik, mata saya akan bersinar-sinar. Saya akan terbang ke langit sambil tersenyum lebar. B-A-H-A-G-I-A.
Oh….rasa coklat yang berpadu dengan Milo.
Oh…kadar kekentalan yang sempurna.
Oh….semburat lembut vanili yang menentramkan hati.
Oh…oh…oh…oh…oppareul saranghae (kenapa jadi nyanyi????)
Terus saya jalan-jalan ke mall. Belanja. Menemukan Fuze. Saya beli dua bungkus. Habis dalam dua minggu. Tapi semenjak kuliah, saya berhenti mengonsumsinya. Tak hanya itu, Fuze pun seakan menghilang di pasaran.
Alkisah tiga minggu lalu, Ijah sempat tweeting jika dia mau pulang kampung. Ke Pekanbaru, katanya. Iseng, saya nitip Fuze. Eh….tak tahunya doi mau dititipin. Ah…senangnya. Bahagianya. Bahagia banget kah? Iya. Sangat Bahagia. Saking bahagianya, saking euforianya, begitu Ijah datang dan mengeluarkan Fuze, saya lonjak-lonjak dan menciumi bungkusnya. Norak memang.
Saya menyeduhnya saat malam menjelang. Ah, dia masih sama. Masih dengan kemasan stickpack (seperti bungkus Nescafé 3 in 1). Masih dengan rasanya yang lezat dan kental. Masih dengan kalorinya yang 10% lebih tinggi dari Milo biasa (Milo biasa 110 kcal, Fuze 121 kcal). Masih dengan bungkus yang sama.
Ah, dia mengingatkan saya semasa di asrama. Milo Fuze mengingatkan saya akan hari-hari di masa kelas tiga. Saat bangun setengah lima dan tidur setengah dua. Fuze selalu ada di samping meja saya saat mengerjakan PR Matematika. Fuze mengingatkan saya saat begadang mengerjakan akutansi di buku besar buku besar buku besar....TIDAAAK!
Milo Fuze juga selalu mengingatkan saya dengan guru Ekonomi (sekaligus wali kelas) jaman
Bayangkan betapa tidak efisiennya produk kita, begitu kata beliau. Lalu beliau menjelaskan lebih lanjut dengan membandingkan harga beras Thailand dan Indonesia. Sederhana tapi mengena. Jadi saya tidak kaget jika harga Pertamax lebih mahal dari Shell Super. Call me unpatriotic, tapi konsumen kere seperti saya harus menerapkan prinsip ekonomi untuk bertahan hidup.
Sekali lagi saya bilang: Saya SUKA SEKALI MILO FUZE.
Dan dengan tulisan ini saya nobatkan Milo Fuze sebagai Cappo di Tutti Milo. Best of the Best Milo.
(p.s: Dek Ijah, kalo pulang lagi, boleh dong saya nitip Fuze Mocha)
Published with Blogger-droid v1.6.8
may...mau dong milo nya....=p~
ReplyDelete-mia-
kasih ga ya.... ;P
ReplyDeleteKalau di jakarta, supermarket mana yang jual Milo Fuze?
ReplyDeleteterima kasih.
aku jg nyari milo fuze, tp ngga nemu di supermarket2 di jkt. kalo ada yg tau, info dong ;)
ReplyDeleteDi jakarta ada di supermarket Santa yg jalan menuju ke blok m itu loh saya pernah liat.
DeleteApa milo fuze tidak dikeluarkan lagi?mohon info,soalnya saya cari2 udah tidak ada lagi yg jual.tq
ReplyDelete