“Cum, yuk melu #31HariMenulis. Lengkapnya lihat di blogku aja”
Itu SMS dari Ochi eh Ardi Wilda di pertengahan bulan lalu. Tumben, pikir saya. Biasanya SMS dari Awe itu isinya tiga hal:
1. Ajakan absurd, misalnya ikut les membuat brownies. “Men aku ngganteng koyo Bucek Depp” ujarnya. Mbok nyadar lho we, takdir tak bisa diubah…
2. Ajakan gowes. Biasanya doi janjian jam 6 tapi jam 06.30 belum nongol juga (damai bro!)
3. Minjem buku. Saat bukunya dibawa, ini anak tidak nampak auranya. Atau giliran bukunya tidak dibawa, Awe malah ada (ncen ra jodoh kok de’e ki…)
Singkat cerita, saya menuju ke blognya. Saya baca-baca. “Apik ki” gumam saya dalam hati. Sebuah kompetisi yang tujuan akhirnya adalah membiasakan kita untuk menulis. Apa saja. Tanpa perlu memikirkan kualitasnya. Pokoknya nulis nulis nulis setiap hari….
Toh walau begitu saya ragu untuk mengikutinya. Mengapa? M-O-O-D-Y. Itu alasan utamanya. Iya, saya takut dengan inkonsistensi diri ini. Bukan apa-apa, saya bisa seminggu menulis lebih dari tiga kali. Tapi saya juga bisa berbulan-bulan absen dari dunia pertulisan untuk bertapa di gua nun jauh di mata. Percaya? Tidaaaak! Cih!
Tapi ya sudahlah, Bismillah, saya ikut program ini. Tujuan utamanya lebih kepada tantangan pada diri sendiri. Bisa ga sih seorang Maya, yang malasnya luar biasa, konsisten menulis selama bulan Mei? Bisa ga sih otak saya, yang sangat jarang dipakai, berguna untuk merangkai kata? Jangan-jangan dari 31 hari, saya cuma nulis tiga kali. Menang enggak, kere yang ada, saking banyaknya denda yang harus dibayar.
Dan banyak lagi pikiran yang mendera.
Tapi saya coba. Satu tulisan. Dua tulisan. Tiga tulisan. Alhamdulillah, ternyata bisa. Namun saat blogwalking ke lapak orang, saya jiper. Blog saya tidak sebagus Damar, yang konsisten menampilkan petualangan Milo (kenapa harus Milo, Dami? Kenapaaaa?). Atau Diaz yang selalu menampilkan cerita yang memikat. Saat melihat blog Binar, saya menepuk jerawat di jidat (sakit lho) sambil mengutuki diri sendiri “Kenapa juga tidak punya tema khusus untuk kegiatan ini?” Well, paling tidak saya kan bisa membuat tema “31 Hari bersama Drama dan Film Asia” atau semacamnya.
#etapi sudahlah, seiring berjalannya waktu, blog saya juga bertema kok. Anggap saja tulisan tentang kehidupan yang random ini juga menjadi tema tersendiri. Ya kan..ya kan? Bukaaaan!
Dan saya terus mengetik. Dan saya terus menulis. Dan saya terus memposting. Walau untuk itu saya harus jumpalitan mencari sinyal. Walau untuk itu saya harus berjibaku melawan rasa malas yang mendera. Dan saya terus menulis tanpa berpikir apapun. Baik itu kualitas atau total denda yang sudah terkumpul. Yah…syukur syukur sih jika menang. Uangnya bisa buat beli Philips Micro system sama Tipi (tipi rusak, kakak…kasihanilah kakak…). Tapi kalaupun saya tidak menang, it’s not a big deal. Paling saya puasa senin-kamis buat beli Micro system sama tipi. Hahahaha!
*ditemani lagu Taeyeon dan Nescafé Classic pekat (kehabisan Coffe-Mate sama gula, Puh!)*
Published with Blogger-droid v1.6.8
No comments:
Post a Comment