Tuesday, May 3, 2011

Hari yang Aneh

(“Kisah nyata lebih fiktif dari cerita fiksi, kisah nyata lebih fantasi dari cerita fantasi”- Benny & Mice)

Hari ini, Selasa 3 Mei 2011. Itu artinya hari ini adalah hari ke tiga di bulan Mei. Itu artinya saya sedang senang-senangnya karena jumlah uang di ATM masih enam digit. Itu artinya uang sedang terlihat indah-indahnya. Jadi harusnya saya senang. Jadi harusnya saya bahagia.

Tapi kehidupan itu katanya lebih fiksi dari cerita fiksi. Dan hari ini, Selasa 3 Mei 2011, saya mengalami hari-yang-aneh. Aneh? Ya, aneh. A-N-E-H. ANEH.

Bukan, ini bukan cerita saya yang kesandung kabel power output Shiro lalu kejeduk TV atau menyeduh Nescafé dengan air dingin atau kemasukan nyamuk karena tidur dengan mulut terbuka. Itu sih kejadian biasa di kehidupan saya #kunyahbakwan

#1 Salah Kampus

Keanehan pertama hari ini adalah salah kampus. Bukan berarti saya tiba-tiba nyasar ke kampus teknik atau ke fakultas kedokteran #ihik.

Jadi seharusnya hari ini saya kuliah Industrialisasi Dunia Ke Tiga (sangar je namanya). Berangkatlah saya dengan Raden Mas (bukan tetangga Unyil, ini nama sepeda saya, kakak…). Kring kring kring ada sepeda, sepeda ku roda tiga, eh bukan…kring kring gowes gowes kring kring gowes…sampailah saya ke parkiran kampus. Setelah berjibaku memarkirkan Raden Mas (tumben aja hari ini banyak buanget yang gowes ke kampus #senang), saya copot helm, dan merasa ada yang aneh. Semacam galau dan entahlah, saya merasa ada yang salah. Tapi entahlah saya tak tahu apa yang salah.

Setelah merenung sekitar sepuluh menit (jadi jika tadi ada yang lihat cewek-kecil-lucu duduk bengong di parkiran FISIPOL itu SAYA) saya baru ingat sesuatu yang penting.

Industrialisasi Dunia Ke Tiga itu mata kuliah Jurusan Sosiologi --> kampus Jurusan Sosiologi ada di Sekip --> Saya di kampus Bulaksumur

Jadi saya salah kampus.

Dan itu bikin malu.

Semuanya karena saya disorientasi.

AHO! AHO! AHO!

Kemudian muncul dilema. Lanjut ke Sekip (tapi panas) atau lanjut ke kampus dan beli Milo. Saya pilih yang ke dua. Rupanya pesona Milo mengalahkan urgensi kuliah #miris

Maka beranjaklah saya ke kampus, dan bertemu Ombreng…

#2 Dikibulin dosen

Ombreng, yang notabene juga harus kuliah Industrialisasi, akhirnya berangkat setelah memutuskan untuk menitipkan tugasnya ke salah seorang temannya (asyik dapat tebengan #miris). Jadi berangkatlah kami ke Sekip.

Sesampainya di sana. Uhm…tepatnya di lantai tiga, kami bingung, dan terjadilah percakapan ini:

Ombreng (O) : Cum, ruangan berapa ya?

Saya (S) : Ruang S II. 1 deh kayaknya

O : Kaga, Cum. Ruang II. 2 (S II. 2 maksudnya)

S : Kaga, Mbreng. Ruang II. 1

O : Kaga, Cum. Ruang II. 2

Percakapan di atas berulang hingga tiga kali sampai akhirnya, kami memberanikan diri untuk membuka pintu ruangan S II. 2

Kriek…pintu terbuka. Saya celingak-celinguk. Ada dua orang bapak-bapak yang ada di depan dan sedang memberi materi.

Kelas terdiam. Langkah saya dan Ombreng terhenti.

Kemudian bapak-bapak yang sedang memberi materi dan memunggungi kami sebelumnya berbalik dan menanyai saya.

Bapak-bapak : Mbak, mau masuk kelas apa?

S : Ehh…Industrialisasi, Pak.

BpBp : Bukan di sini, mbak. Salah ruangan.

S : Oh gitu, pak. Makasih.

Lalu kami menutup pintu. Tapi, lagi-lagi, perasaan “ada-sesuatu-yang-salah” kembali mendera.

O : Perasaan ini deh Cum kelasnya.
S : Ehh…gue pikir juga gitu sih.
O : Gue BBM Nessya dulu deh
S : Oke

Sembari Ombreng mengetik BBM, saya melongok kelas-kelas di sekitar kami. Sia-sia, tak ada wajah yang kami kenali. Saya jadi terpikir “jangan-jangan kelasnya pindah atau ga ada dan kita ga tahu”. Selagi berpikir demikian, saya berjalan ke papan jadwal kuliah, mencari jadwal Industrialisasi, dan ketemu.

Tertulis di sana “Ruang S II. 2”

Pada saat yang bersamaan datanglah BBM dari Nessya, yang isinya

“Itu bener kok ruangannya. Kalian tadi DIKIBULIN sama dosennya”

DIKIBULIN. DI…KI…BU…LIN. DI…. #pingsan

Kami terdiam, tercenung, dengan perasaan yang campur aduk. Antara shock, dongkol, malu, dan merasa bodoh yang luar biasa.

Akhirnya kami memutuskan untuk tidak kuliah ketimbang menanggung malu yang luar biasa jika harus masuk lagi.

Dan saat saya cerita kejadian tadi pada si Pur, teman KKN yang anak Sosiologi, dia cuma ketawa dan elus-elus saya sembari bilang “Sabar ya, Cum…Pak Arie itu emang suka iseng orangnya.” Belum cukup, dia menambahkan “Lagian kamu kenapa langsung percaya dan pergi juga ya, Bu…”

Aishhhh!!!!

#3 Lihat orang pacaran berantem

Yang ini terjadi saat saya sendirian di World Bank Corner (kita sebut saja Webeh). Para anggota Geng Webeh sudah pergi but I’m standing still beneath the darkest sky #loh #nyanyi. Ehh…maksudnya saya bertahan di situ karena sedang donlot PV *ehem* AKB48 *ehem* dan lagu Angela Aki.

Lalu muncul seorang mbak-mbak. Badannya kurus, tinggi, rambutnya diikat ekor kuda, memakai baju hitam, berjalan ke arah meja yang saya tempati, dan mukanya terlihat kesal. Tiba-tiba….

“BRAK!!!” dia melempar BlackBerry miliknya. Kaget dong saya. Si Mbak memberi saya tatapan “apa-lo-lihat-lihat” dan saya balas dengan tatapan “nggak-ada-apa-apa-mbak-tapi-sayang-itu-BBnya-dibanting”.

Selang beberapa lama, muncul seorang mas-mas. Sepertinya pacarnya Si Mbak. Si Mas duduk di samping Si Mbak. Si Mbak buang muka. Saya? Lihat speed download yang tiba-tiba turun. Cih!

Terus…terus…mereka berantem dooong. Di depan mata saya. Inti masalahnya, kayaknya sih, ada cowok yang lagi ngejar Si Mbak, entah siapa. Si Mbak kesel tapi Si Mas, sebagai pacarnya, tak mampu berbuat apa-apa. Si Mas diam, dia buka laptop dan mulai mengetik. Entah mengetik apa karena semenit kemudian dia berhenti.

Kemudian terjadi adegan yang saya pikir hanya terjadi di sinetron. “BRAKK!” si Mbak menggebrak meja sembari berkata “Ya udah!” sembari berlalu. Saya kaget (lagi).

Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit, si Mbak kembali sembari mengusap matanya yang merah. Sepertinya doi habis menangis #yaiyalah.

Eh terusnya…dia nangis lagi. Di depan mata saya. Ambil satu tisu….ambil lagi….ambil lagi…ambil lagi…. Terus seperti itu.

Selama itu pula, mata saya tertumbuk ke tampilan iGetter.

Hati saya menjerit.

“Oh Tuhan….keluarkan aku dari situasi iniiiiii!”

Tapi itu tidak mungkin karena sayang jika saya harus menghentikan download PV AKB48 dan satu album Angela Aki #bodoh.
Sepuluh menit kemudian donlotan saya kelar.

HOREEE!!!!

Andai saya tidak tahu malu, saya sudah joget-joget flamenco di Webeh. Tapi saya terlalu lega karena bisa terbebas dari adegan sinetron di depan mata.

Dan di puncak kebingungan itu, saya mendapati diri berjalan ke kahyangan eh perpus FISIPOL untuk baca buku.

Dan di sisa tanggal 3 Mei ini, saya termenung. Masih tak habis pikir dengan semua kejadian aneh yang menimpa saya seharian ini.

Duh Gusti….

Published with Blogger-droid v1.6.8

No comments:

Post a Comment