(hasil buruan hari ini)
"Hot motel. Stuffy inside. I know well. This eleven walls…."
Hari ini saya tidur jam dua pagi. Salahkan drama Rebound. Saking menariknya, saya harus menonton tiga episode berturut-turut kemarin malam. Saya tidur dan bermimpi indah. Ceritanya Arien pulang dari Turki dan pergi ke kampus sambil membawa Aediz, anak Turki umur 6 tahun yang skala gantengnya 12 dari 10. “Kriiing!” tiba-tiba weker saya berbunyi. Asem.
Saya bangun dan melihat jam. 06.30. “Masih pagi”, pikir saya yang lanjut narik sarung, setel weker, dan tidur lagi. “Kriiing!” kembali weker saya berbunyi pada pukul 08.00. Kali ini bebunyiannya berpadu dengan simfoni pagi hari. Yang tak lain dan tak bukan dalah suara dak dak duk duk tukang yang lagi bongkar kosan. Karena annoying, saya memutuskan untuk bangun. Bangun beneran. Sebelum itu, saya matikan dulu weker yang suaranya tidak kalah annoying. Bergulinglah saya ke ujung kasur dan berusaha menggapai weker yang ada di lantai . Saya rentangkan tangan dan meregang tubuh. Tiba-tiba….
”KLEK!” muncul bebunyian dari bagian belakang tubuh. Alamak, otot bahu saya tertarik. Saya coba ngulet. Ampun, Nyeri sekali. Tergopoh-gopoh saya bangun mencari Salonpas. Sambil meraba-raba barang di kamar, saya tidak pake kacamata, ketemu juga koyo ini. Susah payah, saya memasangnya di bahu kiri. Dua sekaligus. Bodo deh udah bau Salonpas pagi-pagi. Bahu-bahu sendiri.
Kemudian saya menyalakan dispenser dan memanaskannya sebagai persiapan ngopi. Ga ngopi ga melek, dan ga bisa ngopi kalo ga ada air panas. Sembari menunggu airnya panas, saya sikat gigi (sebenarnya saya ini rajin lho. Rajin sikat gigi :p). Selesai. Buka pintu. Keluar kamar mandi. Dan saya tersandung kabel dispenser yang meilntang di depan pintu amar mandi. Kali ini kaki kiri saya yang jadi korban.
“Klik!” dan sumpah itu nyeri sekali. Sangat nyeri, sehingga saya memutuskan ngesot untuk membuat kopi, dan segera naik ke kasur bawah.
Mengingat bahu dan kaki kiri sudah (sedikit) cedera, dan ini hari Sabtu, saya memutuskan untuk berdiam diri di kasur. Oke, tidak hanya tidur di kasur tapi juga menonton dorama. Satu episode Rebound dan dua episode BOSS season 2 ditonton sambil sesekali twitteran. Menginjak jam 11, rasa lapar yang mendera memaksa saya ngesot untuk menyeduh Milo Fuze. Kemudian saya tidur-tiduran lagi.
"Coffee break. Lunch at noon. Pumpernickel steak. Green and orange room…"
Menjelang tengah hari, ada mention masuk. Mbak Pulung menawari saya dan Ocha Gorgom pancake buatannya (yang sumpah enak banget itu). Saya tergoda, tapi saya belum mandi dan tubuh ini terlalu malas untuk bergerak. Selang beberapa waktu, muncul sms dari Gorgom. “Ayo ke tempat mbak Pulung, ga usah mandi. Cumuk gogi aja” (cumuk gogi = cuci muka gosok gigi) . Aha! Saya cepat-cepat cumuk gogi, menuju markas Gorgom, dan kami berdua menuju ke rumah Mbak Pulung.
Selanjutnya Kak Maya dan Gorgom, dua mahasiswi di akhir bulan yang kelaparan tapi terlalu malas untuk sarapan, pun sampai. Kami segera disuguhi Pancake yang legendaris itu. Saya makan lima, dan Gorgom makan lima. Jadi totalnya kami mengonsumsi sepuluh buah pancake. Lapar atau memang rakus sih? Dua-duanya.
Sampai sore kami ada di sana. Ngapain? Emmm…ya ngobrol-ngobrol biasa aja sih. Tentang Dir En Grey, tentang majalah Elle (di mana saya dan Gorgom takjub dengan banyanya iklan di majalah itu), hingga akhirnya mengenalkan Gorgom dengan Taemin. Selama itu, saya lebih banyak diam. Kenapa? Karena saya memang aslinya pendiam (“DUSTA!” kata pembaca). Bohong ding, saya konsentrasi menghabiskan pancake. Laper banget soalnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 saat kami keluar dari kediaman mbak Pulung. Tujuan selanjutnya? Toko Barkas! Lha? Ya ga papa sih. Berhubung kami selo (senggang), tak ada salahnya kami berkunjung ke sini. Lagi pula saya sedang ingin melongok koleksi Tomica yang lumayan lengkap di sini. Syukur-syukur dapat Tomica Limited atau Tomica Limited Vintage dengan harga miring. Di dalam, kami menemukan barang-barang menarik. Ada mesin cuci, kulkas, tv, alat pembuat kopi (yang sumpah lucu bang-get dan harganya cuma 50 ribu!), magic jar, oke…kok jadi terkesan seperti orang pindah rumah ya? Anyway, kami akhirnya masuk ke tempat mainan.
Setelah lama terpaku dengan replica Lambretta 125 D (yang sumpah keren banget), kami beranjak ke lemari Tomica. Tapi….tapi….saat melewati lemari kaca guede yang isinya action figure One Piece, mata saya tertumbuk ke deretan mobil-mobilan di bagian bawah. Saya jongkok dan mengamati. Saya lihat tulisan yang tertera di boxnya: TO-MI-CA. Warna kardusnya hitam, modelnya retro.
“MATI! Ini Tomica Domestic version. TOMICA Jepang.” Jerit hati saya. Harganya, 60 ribu. MATI. MATI. Saya langsung tergoda buat membeli. Saya buka dompet dan langsung lemes. Tinggal selembar 50 ribuan di sana. Untung Gorgom baik hati, “udah lu pake uang gue aja dulu” katanya. Uh, Gorgom memang berhati Rinto!
Kemudian kami mengelilingi tempat mainan. Di mana kami kegirangan dengan action figure Chibi Maruko Chan, terpesona dengan carousel kaleng yang sangat klasik (yang akhirnya membuat Gorgom tergoda untuk membelinya lain wakyu), dan banyaknya barang Doraemon di sana. Sungguh, kami seperti anak kecil yang dibawa ke toko kue. Girang dan tak berhenti-hentinya takjub.
Kami kembali ke tempat Tomica. Tekad saya bulat, beli Tomica Domestic. Namun kembali dilemma menyapa. Mau beli yang mana? Uh, saya bingung. Ada Subaru R2, Mazda Cosmo, dan mobil berwarna merah yang saya ga tahu merknya (karena dusnya pake tulisan Jepang. Semua). Gorgom menunjuk R2. Lucu dan imut katanya. Tapi saya tertumbuk dengan tulisan di pilar B mobil merah. CE-LI-CA. ARA! Ini Celica generasi pertama! Langsung saya ambil.
"We're on our way. Roll the windows down. And scream out loud. Oh! we're tired now…"
Setelah menebus Tomica dan gantungan kunci Spongebob milik Gorgom, kami mampir sebentar ke Indomaret untuk membeli Indomie dan menarik uang. Saya lunasi utang ke Gorgom dan kami pulang. Mampir sebentar ke Bakul kedai Siomay karena kami sudah merasa lapar luar biasa (padahal ya baru makan Pancake). Setalah itu kami pergi ke markas Gorgom. Dia pulang, dan saya balik ke kosan.
Sampai kosan, saya buka dus Tomica. Kok sepertinya ini retro sekali? Saya telusuri tulisannya. Ada angka tertera di atasnya. 35. Apa itu 35? Saya baca lagi. Ooo…ini edisi 35th Anniversaries. Iseng, saya coba browsing tentang seri ini.
Untuk kesekian saya bilang “MATI!” tapi bedanya, kali ini sambil tersenyum lebar. Mengapa oh mengapa (diucapkan pake nada lagu “Janjiku”, yampun saya lawas sekali)? Karena eh karena: 1. Itu adalah Limited Series, 2. Di eBay dan situs-situs lainnya, harga normal seri ini berkisar dari $19 – $25, 3. Harga seri Celica ini $25 (sekitar 200 ribu rupiah) dan saya dapat menebusnya dengan harga 60 ribu. Imma lucky b*stard, I am!
"Home I lay. After shower clean. I hit my head. And I dream…"
Sekarang ini yang saya lakukan. Sudah mandi. Sudah wangi. Duduk mengetik sambil menyesap Milo Fuze sambil merasakan mantapnya 3 lembar Salonpas di bahu saya. Bodo deh bau Salonpas, yang penting saya bisa tidur. Ciao!
(judul dan potongan lirik berasal dari lagu Saturday – Nelly Furtado)
Published with Blogger-droid v1.6.8
toko barkas dimana ya mbak? kota apa? hehehe...sy juga lagi seneng2nya koleksi tomica, tp masih yg reguler aja...:p
ReplyDeletehalo mas (atau pak? hehe). saya domisili di Jogja jadi suka aja ke toko barkas di daerah gejayan atau ring road.
ReplyDeletesaya juga masih koleksi yang reguler, ini kebetulan dapet yg JDM dengan harga murah :)
salam kenal dan happy hunting :)
dimna lagi niih selain di barkas mba,, kmrn coba2 ke barkas udh habis Tomica nyaa..?
ReplyDeleteselain kidz ama H&M .. mohon ptunjuk..