Tuesday, May 17, 2011

Petrolhead

"I'm in love with my car. Gotta feel for my automobile. Get a grip on my boy racer rollbar. Such a thrill when your radials squeal" (I'm In Love with My Car - Queen)

Saya suka mobil. Waktu kecil, kegiatan yang sering saya lakukan adalah duduk di kursi supir mobil yang ada di rumah. Mobilnya waktu itu adalah Mitsubishi Colt keluaran 1983. Seiring berjalannya waktu dan membaiknya kondisi finansial, Colt tua itu berganti rupa menjadi Toyota Kijang, Isuzu Panther, bahkan sempat pula menjadi Peugeot 505 GTI keluaran 1989 (yang di kemudian hari menjadi mobil impian saya). Mobil boleh berganti, hobi duduk di kursi sopir tetap berjalan. Rasanya sangar sekali bisa duduk di sana, pura-pura menyetir, sambil mereka ulang adegan car chasing ala Knight Rider atau Viper (ada yang masih ingat serial ini?). Sampai-sampai hampir semua foto masa kecil saya posenya tidak jauh dari duduk di kursi mobil, nangkring di kap mobil, atau nyetir mobil-mobilan.

Selain hobi (pura-pura) menyetir, saya juga suka membaui mobil. Di masa mudanya, Soichiro Honda gemar mengendus-endus minyak yang tercecer saat sebuah mobil lewat di depannya. Beliau mengingatnya sebagai pengalaman yang “membuat jantung saya berdebar keras penuh gairah”. Sementara saya suka membaui asap yang keluar dari knalpot mobil. Sama seperti Honda, saya mengingatnya sebagai pengalaman yang mengasyikkan. Bagi saya bau asap knalpot itu lebih enak dibanding aroma cologne Johnson & Johnson. Mungkin karena hobi mengisap asap knalpot yang penuh NOx dan gas polutan itu, otak saya jadi agak rusak di kemudian hari.

Petrolhead (n) a person who is extremely enthusiastic about cars and driving, especially fast cars and motor racing, and who does not want to use any other sort of transport (Oxford Dictionaries)

Apakah saya petrolhead? Bisa iya, bisa tidak. Ya, jika ukurannya antusiasme terhadap mobil dan segala kegiatan yang berhubungan dengan setir mobil. Tidak, karena 1. Saya belum punya SIM A. 2. Saya belum punya cukup uang untuk membeli mobil sendiri. 3. Saya belum menemukan Peugeot 505 GTI 1989 atau Fiat Uno Turbo atau Honda Civic Estillo yang kondisinya oke dan mau dilepas pemiliknya. HUH!

Saya suka mobil. Kenapa? Karena bagi saya mobil itu punya “muka” dan “badan”. Aduh, bagaimana menjelaskannya ya? Jadi yang saya maksud “muka” mobil terdiri dari headlamp, lampu sein, gril, bumper depan, dan bonnet. Gabungan kesemuanya itu membentuk wajah sebuah mobil. Sementara “badan” merujuk pada bagian mobil di samping. Terdiri dari pilar A, pilar B, pilar C, dan pilar D. Gabungan kesemuanya ini bisa menghasilkan lekukan “badan” mobil.

Kriteria saya suka atau tidak dengan sebuah mobil lebih banyak dipengaruhi dua faktor itu. Wajah, misalnya. Favorit saya adalah Peugeot seri x05 (mis, 505 dan 405) dan x06 (206, 306 dan 406) “wajah”nya enak dilihat. Headlamp kotak, runcing, dengan gril memanjang, wuih…mobil-mobil itu terlihat seperti singa, dan singa adalah logo Peugeot. Makanya saya benci dengan Peugeot seri x07. Dengan lampu yang memanjang sampai bonnet, gril yang besar dan diletakkan di bumper, wajah mobilnya terlihat seperti orang meringis kesakitan. Itu jelek.



Ini bagus



Ini bencana

Masalah “badan”, saya suka dengan mobil yang bonnetnya panjang, garis atapnya menukik tajam, dan buritannya menungging dengan overhang yang tinggi. Untuk ini, mobil sport dekade 70-80an juaranya. Wuah…ga kuat saya lihat lekuk Toyota GT 2000, Toyota Celica generasi pertama, Nissan Fairlady Z 432, atau Fiat X1/9. Kalo di jaman sekarang Mercedes CLS, Mazda RX8, Fiat Coupe, dan Ferrari 458 Italia adalah favorit saya. Mobil-mobil itu indah sekali dipandang dari samping.
Untuk “mobil biasa”, lagi-lagi Peugeot yang saya suka. Favorit saya, Peugeot 405, 206, dan 406. Lekuknya indah. Garis bonnet, bodi samping, garis atap, hingga buritannya terjalin secara harmonis (bahasanya gak kuat). Saya bisa ternganga dan bergeming jika melihat mobil-mobil itu melintas. Mereka ini jenis mobil yang mengalihkan dunia #kumat.



Nissan Fairlady Z432. Ini contoh badan yang...sempurna

Untuk mobil yang banyak beredar di Indonesia, Honda dan Mazda adalah merk yang mobil’-mobilnya aduhai. Saya suka banget bentukan mobil Honda, terutama seri Civic hatchbak. Civic Nouva dan Estillo adalah favorit saya. Keren, sangar, tapi tetap enak dilihat. Dari pihak Mazda, favorit saya adalah Mazda Astina. Mobil hatchback dua pintu yang lampunya model pop-up. Mobil itu mengingatkan saya dengan mobilnya Jiban. Untuk versi modernya, saya cinta berat dengan Mazda 6, apalagi yang warna putih. Jujur, ini mobil tetangga dekat kosan. Jujur lagi, saya selalu menoleh setiap mobil ini diparkir dan pernah mengikuti mobil ini waktu dia keluar. pPercayalah, sepanjang jalan, orang-orang terpaku dan diam saat mobil ini lewat. Duh, kayaknya saya lebih tertarik sama perawakan mobil dibanding perawakan anggota boyband #dibandem.

Oh ya, Alfa Romeo juga merk yang menciptakan mobil yang enak dilihat dan garis badannya indah. Tapi menemukan merk ini di jalan seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Susaaaaaaaaaaaaaaaaah banget. Makanya saya heboh waktu melihat ada Alfa Romeo melintas di jalan dekat bandara Soekarno Hatta.

Saya suka mobil. Secara tidak sadar saya belajar membedakan jenis mobil sampai ke detail-detailnya. Sedetail-detailnya, hingga sampai tahapan dapat membedakan versi facelift sebuah tipe tertentu dari lampu belakang atau grill depan. Nggak penting memang, tapi saya suka merepotkan diri sendiri dengan hal-hal yang remeh temeh.

Call me crazy. Call me blind. But I’m in love with my the car.

(STOP PRESS! Walau tidak punya SIM A, tapi saya bisa mengeluarkan mobil dari garasi #sombong)

6 comments:

  1. cum lain waktu bahas mesinnya juga cum...asik e baca tulisanmu..yihiiy

    ReplyDelete
  2. Usul yang brilian. Aku bongkar buku dulu ya *kayang*

    ReplyDelete
  3. taun 2005 pernah punya peugeot 206 CBU maroon , waktu itu bener2 seneng bgt berasa marcus gronholm,sayang jaman segitu belom bisa nyetir dan mobil harus dijual 2thn kemudian dg harga yang menyedigkan :(
    setahun belakangan sangat terobsesi dengan ford, udah cinta mati lah, apalagi muncul fiesta, mulai lagi deh ngimpi2 jadi ken block dg fiesta wrc nya, hahaha :p oiya, kita sangat beda selera utk urusan "muka" nya,hihi

    ReplyDelete
  4. wuah mantep bro. Peugeot CBU kuwi yang suspensinya masih rodo kaku tho? Ford Fiesta kuwi yo mantep. Jadi inget episode Tope Gear yang test drive Fiesta. Edan tenanan!

    Lho piye muka favoritmu? Muscle car?

    ReplyDelete
  5. yup! suspensi kaku dan velg plastik "tempelan", haha, tp terlepas dari dua hal itu 206 salah satu mobil dg interior paling keren, sangar pol full leather bawaan pabrik,, untuk wajah penilaian pertama dan utama adalah head lamp sama grill nya,, head lamp aku suka yang jenis mata elang , utk grill asal jangan kayak hiu pake behel udah cukup, kalo body yang sintal n sporty, u know lah,haha,,dan gabungan dari semua nya mungkin audi R8 minus lampu LED nya yang totally disaster itu :p btw, banyakin lg yah review mobil nya, hihi, sip! :)

    ReplyDelete
  6. Ferrari 458 Italia juga bagus tuh, mas *soyo suwi soyo ngimpi*. Audi Quattro baru juga keren sih, tapi mukanya kaya Darth Vader saking gede dan lebar grillnya

    ReplyDelete