Wednesday, May 2, 2012

(ceritanya) Review

Hari ini sudah menginjak tanggal 2 di bulan Mei. Itu artinya sudah musim semi di Jepang sono. Itu artinya dorama musim dingin kemarin sudah selesai. Bok, ke mana aja gue selama iniiiii??? Oh ya, garap skripsi dan nonton AKBingo!.

Nah karena bulan Februari lalu sudah terlanjur sayang bikin postingan list dorama yang akan ditonton, maka saya merasa perlu juga membuat posting review dorama pilihan tersebut. Jika diingat-ingat, dorama pilihan saya musim lalu adalah *tarakdungjess*:

Nyerah di episode 4. Tidak ada  pengembangan karakter dan kasus yang terlalu biasa serta mudah tertebak menjadi alasan utama saya berhenti menonton dorama ini. Like, seriously, sepanjang dorama ini kita hanya disuguhi Nagasaku Hiromi yang berakting layaknya bad-ass dan Karina yang terus-menerus di-bully untuk merawat anaknya. Well, Karina is still looking fabulous though. And I loved the opening title.

Rating: 6/10

Seinaru Kaibutsutachi

Saya suka dorama ini semata-mata karena Okada Masaki. Sounds super-biased and I admit it. Bayangkan selama 11 minggu kamu disuguhi imutnya Okada Masaki, dengan rambut keriwilnya itu, pakai seragam dokter… saya sih ga kuat! *shrug*

Tapi ada yang salah dengan Seinaru. Konflik sudah disuguhkan sedari awal, begitu pun dengan latar belakang peristiwa yang menjadi benang merah di sini. "Njuk ngopo meneh?" begitu pikir saya setelah melewati episode 5. Kita, sebagai penonton, sudah tahu apa yang akan terjadi jadi ya agak ….emmm apa ya, zonk melihat episode-episode terakhir. Kadang sampai kesel sendiri melihat usaha Keigo (karakter yang diperankan Maa-kun :3) mencari tahu tentang identitas si bayi dan mengungkap bobrok klan Hyuga, yang dengan teganya menyingkirkan pihak-pihak yang menghalangi kekuasaannya. Pembangunan konflik, sumpah deh, terlalu lama. Otomatis endingnya menjadi sangat tergesa-gesa. What a waste.

Satu hal yang ngganggu adalah tone yang dipakai. It's a psychological thriller dorama tapi kenapa pencahayaannya macam drama romansa. Pun dengan warna yang sangat vivid. It just doesn't fit.

Oh well, Maa-kun looks extremely adorable here, so.... :3

Rating: 7/10 (1 poin khusus untuk Maa-kun :3)


Strawberry Night

Turned out to be a big fun. Serial yang dibintangi Takeuchi Yuko ini menyajikan kehidupan nyata yang dijalani para detektif. Tidak, jangan harap detektif ini orang-orang super cerdas. Atau punya kekuatan super yang dapat dipakai untuk memecahkan kasusnya. They solved the case with their leg work and hard work.

Kekuatan utama serial ini tentu saja terletak pada sosok Himekawa Reiko. Wanita tangguh yang menjadi kepala Divisi Satu MPD.  Sosoknya mengingatkan saya pada Osawa Eriko (BOSS). Mereka sama-sama brilian, kharismatik, mempunyai intuisi yang kuat, dan tangguh. Ah saya memang suka tokoh wanita tangguh macam mereka uhihihihihi.

Etapi bukan berarti serial ini tidak ada cacatnya. Somehow mulai dari episode 4, penulis mengulur-ngulur waktu penyelesaian kasusnya. Satu kasus yang bisa diselesaikan dalam satu episode dijadikan dua episode. Terlalu banyak detail dan cerita sampingan yang, sayangnya, kelihatan banget dimunculkan hanya ntuk memperpanjang cerita. Ya, ada banyak masa di saat saya sampai berkata "Himekawaaaaa…dia udah jelas-jelas pelakunya, tangkep aja sihhh!" ke layar monitor saking keselnya.

But anyway, Strawberry Night merupakan salah satu dorama detektif terbaik yang pernah saya tonton. Yeah, it even surpasses BOSS

Rating: 8,5/10.   

Shokuzai

Serem. Itu adalah impresi yang tertinggal setelah menonton mini-seri WOWOW ini. Tone yang keabu-abuan, shot di setting yang remang-remang, sampai musik pengiringnya semua menggiring kita untuk berucap "serem" sepanjang seri. It gave me same feeling as Atami no Sousakan.

Story-wise, Shokuzai sangat bagus dengan twist yang "WTF sekali" (in a good way). Definitely the best dorama last season.
Rating: 9/10.

There you go, my review for last season doramas. Yang penasaran, bisa ngopi dari saya uhohohoho.

"Besok posting apalagi ya???
BGM: Rinjin wa Kisutzukanai - AKB48
Cemilan: Nescafé Originale & Nasi Goreng.

No comments:

Post a Comment